Jumat, 19 April 2013

PELUANG AGRIBISNIS ARANG SEKAM

NAMA          : GABRIELLA YOHANA
NIM              : 111201039
M.KULIAH : AGRIBISNIS TANAMAN HUTAN
DOSEN        : AGUS PURWOKO, S.Hut.,M.Si
Peluang Agribisnis Arang Sekam
Sekam merupakan limbah dari penggilingan padi yang dapat memberi peluang usaha bila diolah lebih lanjut. Pembuatan arang sekam salah satunya..

      Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat mengganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang ber-guna di samping produk utamanya.  
     Salahsatu bentuk limbah pertanian adalah sekam yang merupakan bu-angan pengolahan padi. Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3-28% sekam.
     Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting seperti terlihat pada Tabel 1. Dengan komposisikandungan kimia seperti itu, sekam antara lain dapat dimanfaatkan untuk (1) bahan baku industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural; (2) bahan baku industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah; (3) sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/ m3, dengan nilai kalori 3.300 kkal/kg sekam. Melihat potensi sekam yang begitu besar sebagai sumber energi maka pemasyarakatan penggunaan sekam sebagai bahan bakar alternatif pada rumah tangga, sebagai pengganti energi kayu atau bahan bakar minyak, sangat memungkinkan.
Pembuatan Arang Sekam 
Pembuatan arang sekam dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik sekam agar lebih mudah ditangani dan dimanfaatkan lebih lanjut. Salah satu kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber energi panas adalah menimbulkan asap pada saat dibakar. Hal ini mengakibatkan bahan yang dikeringkan berbau asap dan warna bahan berubah sehingga menurunkan kualitas bahan di samping menimbulkan polusi udara. Selain itu, bila sekam digunakan langsung sebagai media tumbuh tanaman akan mendorong tumbuhnya bakteri pembusuk akar dan jamur rhizophonia. Pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sistem drum statis. Caranya drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang ce-robong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak ta-nah pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran se-kam dimulai dari lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api ke lapis-an bawah.
Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam yang tidak terbakar kurang dari 1% dan kadar abu 5%. Cara lain yaitu pembakaran dengan sistem cerobong asap. Cerobong mempunyai diameter 10 cm,
tinggi 1 m dan di sepanjang silinder dibuat lubang. Pada bagian bawah cerobong dibuat rumah cerobong berbentuk segi empat. Pembuatan arang sekam dilakukan dengan cara meletakkan bara api di lantai kemu-dian ditutup dengan rumah cerobong.
       Sekam kering ditumpukkan di sekitar cerobong sehingga ter-jadi perambatan panas dalam tum-pukan sekam. Sekam yang telah menjadi bara selanjutnya didingin-kan sehingga terbentuk arang se-kam. Pembakaran sekam dengan sistem cerobong asap menghasil-kan rendemen arang 75,46% de-ngan kadar air 7,35% dan kadar abu 1% (Tabel 2. Pembuatan Briket Arang Sekam Arang sekam dapat dimanfaatkan dalam bentuk arang curah atau briket. Pencetakan briket arang sekam dapat dilakukan secara manual dengan peralatan yang sederhana berupa bambu berdiameter 10 cm dan tinggi 7 cm sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Arang dibuat adonan dengan cara dicampur dengan air secukupnya dan untuk merekatkannya ditambahkan tanah liat atau bahan perekat lain-nya. Adonan dicetak dalam tabung bambu kemudian dikeringkan. Peluang Pemasaran Di tingkat penggilingan, harga sekam kering sekitar Rp50/kg dan bila diolah menjadi arang sekam harganya menjadi hampir Rp150/kg.Ternyata sentuhan teknologi pengolahan sederhana tersebut mampu  memberikan nilai tambah yang cu-kup besar.
    Harga arang sekam di tingkat petani bunga dan petani sayuran dapat mencapai Rp700-Rp750/kg. Pemanfaatan arang se-kam dalam bentuk briket masih ter-batas, namun  prospeknya cukup ce-rah karena harganya lebih bersaing dibanding arang kayu. Harga arang kayu sekitar Rp1.000-Rp1.500/kg, sedangkan arang sekam Rp600/kg. Pangsa pasar arang sekam antara lain adalah perusahaan peleburan bijih baja, industri hortikultura terutama bunga potong dan paprika, serta rumah tangga. Briket arang sekam dapat pula dikembangkan penggunaannya sebagai media tumbuh tanaman bernilaiekonomis tinggi di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Untuk mendukung pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar alternatif, ada beberapa model tungku yang dapat dikembangkan, antara lain tungku rumah tangga model Singer dan model Sumarni serta tungku briket arang sekam terbuat dari plat besi. Hasil Samping Pembuatan Arang Sekam Pembuatan arang sekam dan briket Arang sekam menghasilkan produk ikutan berupa abu. Abu sekam dapat dimanfaatkan untuk abu gosok, bahan ameliorasi tanah masam, dan bahan campuran dalam pembuatan semen hidrolik. Abu sekam dapat pula dimanfaatkan untuk campuran batu bata pres.
     Batu bata yang dibuat dari semen abu sekam mempunyai kualitas yang lebih baik ditinjau dari kekuatan tekannya (compressive strength) antara 175-450 kg/cm2, di samping mempu-nyai kekuatan renggang (tensile strength), elastis, dan tahan asam. Abu sekam dapat juga dimanfaatkan dalam pengolahan karet. Pencampuran 6 bagian abu sekam dengan 10 bagian karet alam menghasilkan karet dengan kekuatan renggang 207 kg/cm2 dan elastisitas 63,6 kg/cm2. Sifat perpanjang-an karet juga lebih baik dibanding yang diolah menggunakan kaolin atau tanah liat. Karet yang diolah menggunakan abu sekam sebagai bahan penguat mempunyai sifat medium thermal black (Sigit Nugraha dan Jetty Setiawati).








SUMBER :: 
  • pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr254033.pdf 
  • balitpasca@deptan.go.id